ANALISA: PERSOALAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Gambar :  Salah satu kondisi TK di Kota Sukabumi

Ada ketidak-tepatan pandangan, saat masyarakat memberi penilaian, Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang baik adalah yang menghasilkan lulusan - anak-anak - bisa membaca dan menghitung.

Lembaga-lembaga PAUD dan para tutor sebetulnya memahami apa setulnya PAUD? Ini bukan lembaga yang harus membebani anak dengan muatan-muatan pelajaran. Lembaga ini murni hanya untuk mengembangkan masa 'Golden Age' seorang anak.

Persoalan mendasar di negara ini adalah: sering terjadinya kesenjangan antara Peraturan dan Perundang-undangan yang dibuat dengan aplikasi nyata dalam kehidupan; misal, di lembaga-lembaga seperti PAUD, TK, RA, dan Play Group tidak seharusnya anak diberi beban lebih agar menguasai bidang studi yang harus dijajaki oleh anak usia SD.

Namun, kenyataannya, masyarakat memandang, lembaga pendidikan anak yang baik adalah sebuah lembaga yang mampu mencetak anak-anak bisa membaca, menulis, dan menghitung. Untuk mengimbangi prasangka ini, mau tidak mau para tutor menyesuaikan muatan apa yang harus diberikan kepada anak-anak. Praktiknya, anak-anak yang seharusnya tidak diberi beban berat, kemudian dicetak harus bisa membaca dan menulis di masa ketika mereka harus mengisi hidup dengan penuh ceria dan kegembiraan.

Kekhawatiran para orangtua biasanya terfokus pada satu hal; anak mereka tidak bisa membaca, menulis, dan menghitung. Rasa khawatir ini tidak terjadi begitu saja, kecuali dilatar belakangi adanya tuntutan dari sekolah-sekolah dasar yang melakukan test saat penerimaan siswa baru. Seorang calon siswa akan dianggap layak bersekolah di Sekolah Dasar jika telah bisa membaca dan menulis.

Mau tidak mau, para orangtua akan menekan anak-anaknya agar bisa memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh sekolah saat penerimaan siswa baru. Tuntutan itu berujung pada: mereka akan memasukkan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan anak yang mampu mencetak alumni bisa membaca, menulis, dan menghitung.

Dengan tanpa mempertimbangkan, mereka telah merampas masa-masa emas anak-anak mereka dengan keinginan menjadikan anak sesuai dengan keinginan mereka. [ ]

E JULIANTIN | RIJAN






Posting Komentar untuk "ANALISA: PERSOALAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI"