Oleh: Kang Warsa
Guru MTs Riyadlul Jannah – Anggota PGRI Kota Sukabumi
Keberhasilan sekte Saduki menjadi sekte paling berpengaruh dalam sejarah Yudaisme disebabkan oleh kemampuan mereka -membajak- dan menafsirkan ajaran dan hukum Musa tentang ayat-ayat politik. Mereka mengajak kepada orang-orang untuk melakukan pemurnian (purifikasi) hukum Musa sekaligus -sebagai para aristokrat- mereka menyejajarkan purifikasi itu dengan semangat politik, bagaimana agar purifikasi dan kekuasaan bisa saling bersimbiosis serta menguntungkan?
Seperti halnya gerakan Saduki, Wahhabiyah yang digagas oleh Muhammad bin Abdul Wahhab berjalan sejajar dengan gerakan politik. Kota Dariyah berada di bawah kekuasaan Muhammad Ibnu Sa'ud. Gerakan purifikasi keagamaan wahhabiyah Abdul Wahhab terpadu dengan gerakan politik Ibnu Sa'ud. Penyatuan dua hal berbeda ini dipandang sebagai gerakan keagamaan yang paling berhasil.
Wahhabiyah mewujud menjadi gerakan teokrasi-revolusioner ketika Arabia direbut oleh Abdul Aziz ibn Abdullah dari Mesir melalui militerisasi. Purifikasi keagamaan Wahhabiyah menjadi semakin kokoh, propaganda bid'ah, khurafat, dan kembali kepada ajaran murni Islam awal berpedoman kepada al-Qur'an dan Sunnah disebarkan kepada setiap kepala suku di Arabia. Praktik-praktik atau ritual keagamaan yang dipandang tidak sesuai dengan ajaran Islam awal diluluhlantakkan.
Ada alasan, mengapa para penguasa baik dalam sejarah sekte Saduki maupun Wahhabiyah lebih memilih membonceng kepada kaum agamawan yang memiliki pandangan puritan padahal kaum agamawan ini lebih banyak mendapatkan perlawanan keras dari agamawan lain bahkan masyarakat sendiri. Pertama, kekuasaan terutama sistim monarki selalu mengedepankan ideologi puritan dan eksklusif. Masyarakat dan para agamawan biasa tidak terlalu menaruh hasrat terhadap sikap eksklusif sebab penafsiran ayat "Indallaahi atqaakum" telah begitu jelas tentang persamaan manusia di hadapan Alloh.
Para penguasa tetap menghendaki ada tafsiran lain terhadap ayat di atas dengan mereduksi ayat ini melalui ritual-ritual yang benar dan sahih. Ketaqwaan tidak diraih dengan melakukan cara-cara praktik ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi. Purifikasi keagamaan pun tidak hanya digagas oleh Muhammad Ibn Abdul Wahhab saja, sebelumnya juga digagas oleh Ibnu Taimiyyah, Muhammad Hayat, dan Ibnu Sayf. Alasan ini dijadikan senjata untuk memukul masyarakat dan ulama di zaman itu. Muhammad Ibn Abdul Wahhab sendiri berseberangan pandangan dengan ayahnya.
Kedua, para penguasa terdiri dari kaum aristocrat, gerakannya membonceng pandangan kaum agamawan puritan seperti Muhammad Ibn Abdul Wahhab merupakan strategi untuk melahirkan penguasa tunggal, kekuasaan yang sejalan dengan doktrin kaum muwahiddun, kekuasaan Alloh sebagai penguasa alam semesta harus direfleksikan dalam kekuasaan duniawi. Seluruh mahluk harus patuh kepada Tuhan sama dengan rakyat harus patuh kepada penguasa.
Para ahli memandang gerakan Wahhabiyah dijadikan model oleh kelompok fundamentalisme keagamaan. Kelemahan gerakan ini antara lain; terlalu revolusioner, penghancuran kuburan Zayd Ibn al-Khathab dan kuburan lainnya meskipun dimaksudkan sebagai langkah purifikasi ketauhidan tampak bertolakbelakang dengan ayat: " ud'u ilaa sabiiili robbika bil hikmati wal-mau'idzatil hasanati.." Penegakkan agama melalui jalur kekuasaan lebih sering memperlihatkan taring dan cakar karena harus ada konflik yang dihadapi. Pada akhirnya perang dan saling membunuh sesama umat pun akan ditafsirkan sebagai perang suci.
Sekte Saduki sebagai gerakan keagamaan dalam sejarah Yudaisme membuat term: Kami dan Mereka sebagai sebutan bagi kelompok sendiri dan golongan lain. Saduki dikenal sebagai sebuah kelompok dengan gerakan keagamaan dan politik. Memang tidak tepat mempersamakan gerakan Wahhabiyah dengan pergolakan yang ada dalam tubuh Yudaisme dengan rentang waktu cukup jauh. Paling tidak kita telah memiliki gambaran tentang gerakan Wahhabiyah sebagai gerakan purifikasi keagamaan yang identik dengan gerakan sekte Esseni dan gerakan politiknya memiliki kemiripan dengan sekte Saduki.
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Indosat.
Posting Komentar untuk "Teokrasi Revolusioner Wahhabiyah "
Sila kirim tanggapan atau saran...