Memakai Masker Ganda dengan Benar

Banyak orang menggunakan masker secara keliru sehingga virus korona baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 tetap bisa menembusnya. Untuk mengatasi masalah itu, warga dianjurkan memakai masker ganda.

Pemakaian masker wajah untuk memperlambat penyebaran Covid-19 sudah menjadi praktik umum. Namun, masih banyak orang yang menggunakan masker secara keliru, yang memungkinkan virus korona baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 menembusnya. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah itu adalah memakai masker ganda dengan cara yang benar.

Banyak kisah orang tetap tertular Covid-19 sekalipun sudah disiplin memakai masker saat di luar rumah. Hal ini, misalnya, dialami Fatima (33), penyintas Covid-19 dari Jakarta Selatan. Meski sulit memastikan dari mana sumber penularannya, dia menduga terpapar saat naik kereta akhir Desember 2020.

”Saya selalu memakai masker. Waktu itu kereta agak penuh sehingga tidak benar-benar bisa menjaga jarak. Saat itu saya memakai masker kain,” kata Fatima.

Sehari kemudian saya merasa tidak enak badan dengan gejala demam dan kehilangan penciuman. Tiga hari kemudian dia memeriksakan diri dan kemudian hasilnya positif Covid-19. Setelah menjalani perawatan selama sepuluh hari, akhirnya ia bisa kembali pulih.

Kisah serupa disampaikan Iman (44), yang merasa selalu berdisiplin menerapkan protokol kesehatan tetapi tetap positif Covid-19. Iman yang menjadi anggota Satuan Tugas Covid-19 di kantornya menghindari menggunakan kendaraan umum dengan bersepeda motor atau memakai sepeda.



”Saya merasa sangat disiplin menaati protokol kesehatan. Kalau, misalnya, ke warung ada orang yang tidak memakai masker, pasti saya batal beli. Protokol kesehatan di kantor juga sangat ketat, selama bekerja selalu jaga jarak dan tidak ada yang masker,” kata Iman, yang baru dua minggu terakhir dinyatakan negatif Covid-19.

Namun, seperti Fatima, Iman juga memakai masker kain. ”Saya memakai masker kain buatan sendiri, tetapi lapis tiga,” tuturnya.

Di tengah penularan Covid-19 di komunitas yang amat tinggi, tak mudah menentukan dari mana kita bisa tertular. Apalagi, penyakit ini bisa ditularkan oleh orang tanpa gejala, yang bisa jadi ada di lingkaran terdekat kita.

Namun, mengingat virus korona baru bisa bertahan di udara dalam bentuk aerosol dan tetesen sangat kecil, penggunaan masker yang kurang baik kualitasnya atau dipakai dengan tidak tepat bisa menjadi celah penularan.

”Saya setuju dengan saran CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) Amerika Serikat yang menganjurkan pemakaian masker dua lapis dengan cara yang benar, terutama mengantisipasi varian baru yang lebih menular,” kata dokter dan epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman.

Covid-19 terutama disebarkan oleh tetesan (droplet) yang mengandung virus yang bisa dilepaskan saat orang berbicara atau batuk. Jika tetesan ini mendarat di mulut atau hidung orang lain atau terhirup dari udara, mereka dapat menginfeksi orang itu dan membuatnya sakit.


Dua anak berlarian sembari mengenakan masker saat berkunjung bersama keluarganya di resor dengan konsep glamping di kawasan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, saat libur Imlek, Minggu (12/2/2021).

Sesuai panduan CDC pada 5 Oktober 2020, selain melalui kontak langsung dan tetesan, Covid-19 juga bisa menular melalui udara (airborne), dalam hal ini melalui paparan pernapasan yang mengandung virus dalam jarak yang jauh, biasanya lebih dari 1,8 meter, dan bisa bertahan waktu berjam-jam.

Dicky menambahkan, sejumlah studi menunjukkan, masker memberikan penghalang fisik terhadap tetesan tersebut. Misalnya, masker kain dapat memblokir 40-60 persen tetesan. Masker N95 dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik, memblokir 95 persen partikel yang sangat kecil, termasuk virus.

Hingga saat ini, ketersediaan masker N95 dengan kualitas bagus masih terbatas dan relatif mahal sehingga lebih direkomendasikan untuk dipakai kalangan medis yang berisiko menghadapi paparan lebih lebih tinggi. Namun, masyarakat bisa meningkatkan perlindungan dengan memodifikasi masker medis dengan masker kain.

Masker ganda

Mengacu pada publikasi CDC pada 19 Februari 2021, masker bedah sebaiknya dilapisi masker kain dan dikenal sebagai masker ganda. Cara lain, masker bedah harus dipasang rapat di sekitar wajah ”untuk mencegah kebocoran udara di sekitar tepi masker”. Oleh karena itu, direkomendasikan membuat simpul di dekat agar kontur masker bedah lebih dekat ke wajah.

Panduan ini didasari oleh percobaan yang dilakukan ahli epidemiologi CDC John Brooks dan tim. Percobaan tersebut melibatkan pengukuran jumlah partikel yang mencapai kepala tiruan dari simulasi batuk, yang menunjukkan bahwa kombinasi masker ganda bisa memblokir lebih dari 85 persen partikel, dibandingkan dengan 56 persen dan 51 persen masing-masing untuk masker bedah dan masker kain saja.


Kombinasi masker ganda bisa memblokir lebih dari 85 persen partikel, dibandingkan dengan 56 persen dan 51 persen masing-masing untuk masker bedah dan masker kain saja. Cara lain untuk meningkatkan perlindungan adalah dengan memasang masker bedah lebih rapat di sekitar wajah ”untuk mencegah kebocoran udara di sekitar tepi masker”. Oleh karena itu, direkomendasikan membuat simpul di dekat agar kontur masker bedah lebih dekat ke wajah.

Studi tersebut memang tidak melihat keefektifan masker respirator, seperti N95 atau KN95, yang lebih direkomendasikan untuk tenaga medis. Selain itu, penelitian ini memiliki keterbatasan tidak dapat digeneralisasikan untuk pria dengan janggut dan rambut wajah, yang dapat mengganggu penggunaan masker, atau untuk anak-anak, yang wajahnya lebih kecil.

Perlu dipahami, penggunaan masker ganda tidak disarankan sama-sama memakai masker bedah karena hal itu tetap berisiko memicu kebocoran dari samping. Namun, penting menggunakan masker kain sebagai pelapis luar, bisa memakai bahan scuba yang lebih melekat di wajah agar mempererat lapisan masker bedah di bagian dalam ke hidung dan mulut serta mencegah kebocoran dari samping.

Beberapa penelitian lain mendukung pentingnya modifikasi untuk mencegah kebocoran dari tepi masker, seperti menambahkan kawat pada masker di sekitar area hidung. Misalnya, makalah yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine dan dipimpin ahli biologi Phillip Clapp, mengukur efisiensi masker dan memperbaiki penutup wajah. Hasilnya menunjukkan bahwa modifikasi meningkatkan filtrasi masker bedah dari 39 persen menjadi 80 persen.

Studi lainnya oleh ahli aerodinamika David Rothamer yang diunggah medRxiv pada 4 Januari 2021 menemukan, sebagian besar masker tidak pas di wajah sehingga memungkinkan lebih dari 50 persen kebocoran. Namun dengan memberikan kawat yang dilekatkan pada area sekitar hidung, hal itu bisa meningkatkan efisiensi penyaringan masker.

Untuk mencegah kebocoran ini, kita bisa memakai tiga karet gelang dan penjepit kertas untuk mengikat masker agar menjadi lebih menempel pada wajah, seperti yang ditunjukkan oleh kajian dokter Daniel Runde dalam Journal of American College of Emergency Physicians Open pada 1 Desember 2020. Studi tersebut menyimpulkan teknik ini menawarkan perlindungan yang lebih baik dari virus di udara saat dikenakan dengan masker bedah.


Peragaan menggunakan tiga karet gelang diikat menjadi satu (A-C). Cara memasang jangkar dan memasang masker menggunakan kertas klip (D-G). Cara memasang tali karet gelang menggunakan pelindung wajah dengan kenop samping (H dan I). Panah merah pada gambar (G) menunjukkan posisi yang benar di pangkal hidung dan di bawah dagu. Lingkaran merah pada gambar (H) menunjukkan posisi yang tepat dari brace knot di tepi masker.

Memakai masker dengan benar jelas merupakan usaha yang sangat penting untuk melindungi kita dari paparan virus korona baru. Bahkan, seandainya virus ini tetap bisa menerobos karena ada celah terbuka, masker yang kita kenakan tetap berguna.

Berdasarkan makalah Monica Gandhi dan rekan-rekannya di University of California, San Francisco, di The New England Journal of Medicine pada 29 Oktober 2020, pemakaian masker membantu mengurangi keparahan saat kita tertular Covid-19. Jika jumlah tetesan pernapasan mengandung virus korona baru yang berhasil melewati masker lebih sedikit, ini berarti mereka menerima dosis virus yang lebih rendah.

Perlu juga ditekankan di sini, masker bukan satu-satunya cara untuk melindungi kita dari Covid-19, tetapu perlu dikombinasikan dengan tindakan perlindungan lainnya, seperti menjaga jarak secara fisik, menghindari keramaian dan di dalam ruangan yang berventilasi buruk dalam jangka waktu lama, serta senantiasa menjaga kebersihan tangan.

Sumber: KOMPAS
Kang Warsa
Kang Warsa Sering menulis hal yang berhubungan dengan budaya, Bahasa, dan kasukabumian.

Posting Komentar untuk "Memakai Masker Ganda dengan Benar"