DILEMA RAMADLAN BAGI PEMAIN MUSLIM DI PIALA DUNIA

Penyelenggaraan Piala Dunia 2014 di Brasil bertepatan dengan bulan Ramadan.
Ini adalah untuk pertama kalinya dalam 28 tahun terakhir turnamen sepak bola akbar jatuh di bulan Ramadan.
Sejumlah pemain Muslim terjun di Piala Dunia ini, di antaranya beberapa pemain di tim nasional Prancis, Belanda, Belgia, dan Jerman.
Dari Afrika, tim nasional Aljazair dan Nigeria, yang masing-masing memiliki proporsi penduduk Muslim 99% dan 50%, juga masuk ke babak 16 besar.
Pemain Muslim Eropa, seperti Mesut Ozil (Jerman), Karim Benzema (Prancis), dan Marouane Fellaini (Belgia) menghadapi pilihan apakah tetap berpuasa atau menggantinya di hari lain, setelah Piala Dunia selesai.
Selama penyelenggaraan Olimpiade 2012 di London tim sepak bola Uni Emirat Arab diberi dispensasi untuk tidak berpuasa ketika mereka turun bertanding.
Brasil berada di belahan Bumi selatan yang membuat puasa kali ini tidak sepanjang di negara-negara di belahan Bumi utara, seperti Inggris dan Jerman.
Di Rio de Janeiro misalnya waktu Subuh adalah 5.14 sementara Magrib pukul 17.18.
Di London, sebagai perbandingan, Subuh pukul 2.50 dan Magrib pukul 21.24.

Posting Komentar untuk "DILEMA RAMADLAN BAGI PEMAIN MUSLIM DI PIALA DUNIA"